Jalan-Jalan ke Taman Tegallega Bandung: Sejarah, Jogging, dan Jajanan Khas

Taman Tegallega Bandung

Taman Tegallega Bandung sering jadi rujukan saat warga atau wisatawan ingin berlibur atau sekadar berolahraga di jantung kota. Berlokasi di Jl. Otto Iskandar Dinata, taman ini membentang seluas 16-19 hektar, menawarkan ruang terbuka hijau, monumen bersejarah, lintasan jogging yang rindang, hingga deretan jajanan kaki lima yang menggoda. Dari pagi hingga senja, kawasan hijau ini nyaris tak pernah sepi. Ada yang datang untuk nostalgia, olahraga, rekreasi keluarga, atau hanya duduk santai di bawah pohon besar. Tegallega memang punya segalanya: sejarah, keindahan, dan cita rasa khas Bandung.

Menelusuri Sejarah Taman Tegallega Bandung

Tegallega bukan sekadar taman biasa. Jejak sejarahnya sudah ada sejak abad ke-18, ketika daerah ini masih berupa lapangan luas di masa kolonial Belanda. Nama “Tegallega” berasal dari bahasa Sunda, dengan arti ladang luas—benar-benar mencerminkan ukuran taman yang lapang.

Awalnya, area ini difungsikan sebagai arena pacuan kuda dan tempat perayaan ulang tahun kerajaan Belanda. Lapangan segi empat ini dibatasi Jl. Ciateul, Jl. Moh. Toha, Jl. Otto Iskandar Dinata, dan Jl. BKR. Bahkan, tribun penonton pacuan kuda kala itu masih bisa “dibaca” jejaknya di sekitar lokasi terminal bus Tegallega sekarang.

Setelah era kolonial berakhir, Tegallega pelan-pelan berubah wajah mengikuti perkembangan zaman. Kawasan ini pernah menjadi tempat perkumpulan organisasi pergerakan, seperti Sarekat Islam, juga lokasi pidato penting Soekarno. Puncaknya, pada peristiwa Bandung Lautan Api, kawasan taman jadi saksi bisu heroisme warga Bandung yang dengan rela membakar kotanya pada 24 Maret 1946 demi mencegah Belanda kembali menjajah.

Simbol perjuangan itu kini hadir dalam bentuk Monumen Bandung Lautan Api setinggi 45 meter yang berdiri gagah di tengah taman. Di sekeliling monumen terdapat prasasti lagu “Halo-Halo Bandung” dan relief para pejuang seperti Mohammad Toha dan Ramdan. Setiap kali melangkah di sini, atmosfer heroik terasa nyata. Taman pun rutin dijadikan pusat kegiatan masyarakat, dari upacara kemerdekaan, konser rakyat, hingga festival budaya.

Aktivitas Seru: Jogging, Berjalan Santai, dan Rekreasi Keluarga di Taman Tegallega

Tegallega bukan saja tempat bersejarah, tapi juga surga bagi para pencari aktivitas sehat dan rekreasi keluarga. Berikut beberapa favorit pengunjung:

1. Jogging dan Jalan Santai

  • Trek jogging dibentangkan mengelilingi taman, dipayungi pepohonan besar yang menyejukkan.
  • Track-nya cukup lebar, cocok untuk berjalan kaki, jogging, bahkan gowes santai.
  • Suasana pagi biasanya ramai oleh warga yang berolahraga sebelum berangkat kerja.

2. Fasilitas Olahraga

  • Area lapang utama sering dimanfaatkan untuk sepak bola, badminton (sewa raket dan kok mulai Rp10.000), serta senam aerobik massal, khususnya setiap Minggu pagi.
  • Tersedia juga kolam renang umum dan alat fitness outdoor yang bisa dicoba gratis.

3. Wahana Tematik: Taman Dino & Taman Lampion

  • Anak-anak biasanya langsung mengarah ke Dino Park, taman tematik dengan patung dinosaurus dan permainan edukatif.
  • Saat malam minggu, Taman Lampion jadi spot instagramable berkat hiasan lampu warna-warni.
  • Penyewaan kereta Tayo, atau mobil dan sepeda listrik tersedia dengan tarif sekitar Rp20.000 per 30 menit.

4. Area Bermain dan Kegiatan Seni

  • Playground cukup luas, lengkap dengan ayunan, perosotan, dan area memanjat.
  • Sering ada pertunjukan seni—dari melukis styrofoam (Rp10.000) sampai pertunjukan musik jalanan di akhir pekan.

5. Tips Kunjungan & Tarif

  • Jam kunjung terbaik: pagi (06.00–09.00) dan sore (15.00–18.00) saat cuaca belum terlalu panas.
  • Masuk taman gratis, kecuali wahana tematik yang punya tiket sendiri.
  • Minggu pagi adalah waktu puncak, karena sekaligus ada pasar pagi dan senam massal.

Kenyamanan lain:

  • Banyak kursi taman, toilet bersih, dan parkir luas.
  • Penjual makanan dan minuman tersedia di hampir setiap sudut.

Mencicipi Jajanan Khas di Sekitar Taman Tegallega

Jalan-jalan di Tegallega kurang lengkap tanpa coba surga kuliner jalanannya. Setiap hari, khususnya Minggu, deretan jajanan mulai dari tradisional hingga kekinian siap menggoda selera.

Pilihan Sarapan Tradisional

  • Kupat tahu, bubur ayam, sampai lontong kari mudah ditemukan di pagi hari.
  • Sambil duduk di bawah pohon atau setelah jogging, sensasi sarapan ala Tegallega selalu nagih.

Kudapan Kaki Lima yang Wajib Coba

  • Klepon, getuk, dan cenil jadi cemilan favorit yang dijual gerobak atau lapak kecil.
  • Batagor, cireng, dan seblak panas kerap dilirik pengunjung, apalagi saat udara Bandung mulai dingin.
  • Es doger dan es cendol tak pernah gagal menyegarkan tenggorokan.

Festival Kuliner & Efek Ekonomi Lokal

  • Saat event besar, taman selalu dipenuhi booth makanan—dari sate bandeng, nasi tutug oncom, hingga cake modern.
  • Kegiatan kuliner ini bukan cuma memanjakan lidah, tapi juga mendongkrak UMKM serta menambah semarak suasana taman.
  • Banyak keluarga yang memang sengaja berkunjung hanya untuk wisata jajan.

Praktis, Terjangkau, Merakyat

  • Harga jajanan mulai dari Rp5.000-an, ramah dompet pelajar sampai keluarga.
  • Fleksibel: makan di taman, take away, atau sekalian piknik di bawah pohon.

Kesimpulan

Taman Tegallega Bandung punya pesona unik: memadukan jejak sejarah, ruang terbuka hijau, pusat olahraga, dan surga kuliner dalam satu kawasan. Tempat ini cocok untuk siapa saja, dari pelari pagi, ibu-ibu pengantar anak main, pejuang nostalgia, hingga pemburu jajanan kaki lima. Di tengah hiruk-pikuk kota, Tegallega membuktikan pentingnya pelestarian ruang hijau bersejarah. Setiap kunjungan ke sini bukan sekadar jalan-jalan, tapi juga pengingat akan semangat, kebersamaan, dan cita rasa asli Bandung. Sudah siap isi energi baru atau sekedar menikmati pagi di taman ini? Jangan lupa bawa keluarga, teman, dan tentu saja, perut kosong!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *