Ivan Perišić: Mesin Sayap Serbabisa dari Split yang Gak Pernah Mati Gaya

Di sepak bola modern, pemain serbaguna makin langka. Banyak yang spesialis, dikunci di satu peran, satu sisi. Tapi ada satu nama yang selama lebih dari satu dekade main di level atas, di berbagai posisi, di berbagai klub, dan gak pernah kelihatan “asing”: Ivan Perišić.

Mau di kiri? Bisa. Di kanan? Jalan. Butuh wing-back defensif tapi juga bisa overlap? Dia siap. Lo butuh penyerang tambahan buat cetak gol di final? Santai, udah biasa.

Perišić bukan tipe pemain yang viral, tapi dia adalah senjata rahasia semua pelatih yang paham bola. Dan lo bakal makin respect setelah tahu cerita lengkapnya.


Awal Karier: Anak Petani Ayam dari Kroasia

Ivan Perišić lahir 2 Februari 1989 di Split, Kroasia. Gak dari keluarga kaya, justru tumbuh di lingkungan kerja keras. Bokapnya punya peternakan ayam, dan Perišić bantu-bantu dari kecil.

“Dari kecil saya tahu kerja keras itu wajib. Bakat gak cukup.”

Dia masuk akademi Hajduk Split, lalu hijrah ke Prancis, gabung Sochaux di usia muda. Tapi karena belum cukup matang, dia dipinjamkan ke klub Belgia, dan di situlah sinarnya mulai kelihatan.


Belgia & Bundesliga: Awal Mula Monster Sayap Tercipta

Perišić sempat main di Roeselare, lalu pindah ke Club Brugge. Di sini dia langsung meledak:

  • Top scorer Liga Belgia 2010/11
  • Bawa Brugge bersaing di papan atas
  • Mulai dilirik klub-klub Eropa

Akhirnya Borussia Dortmund rekrut dia tahun 2011. Tapi di bawah Jürgen Klopp, dia gak dapat tempat utama. Bukan karena jelek, tapi karena rotasi berat dan persaingan super ketat (Reus, Götze, Blaszczykowski, dkk).

Dia pun pindah ke Wolfsburg, dan di sinilah dia balik ke performa maksimal. Main reguler, bantu tim lolos UCL, dan mulai dikenal sebagai:

  • Pemain sayap dengan dua kaki aktif
  • Jago crossing dan cut inside
  • Rajin bantu bertahan
  • Punya tembakan keras dan akurat

Inter Milan: Puncak Karier Klub

Tahun 2015, Inter Milan ngangkut Perišić ke Serie A. Di sanalah dia benar-benar meledak jadi pemain elite Eropa.

Di Inter:

  • Dia tampil lebih dari 250 laga
  • Cetak 50+ gol dan banyak assist
  • Main di berbagai posisi (winger, second striker, wing-back)
  • Jadi bagian skuad juara Serie A 2020/21 di bawah Antonio Conte

Conte bahkan ngelatih dia buat jadi wing-back kiri, peran baru yang butuh stamina, taktik, dan mental. Perišić adaptasi? Gampang. Dan malah jadi salah satu yang terbaik di liga.


Bayern München: Singkat Tapi Efektif

Musim 2019/20, Perišić dipinjam Bayern. Banyak yang awalnya nganggep dia cuma pelapis. Tapi faktanya?

  • Jadi starter di laga penting Liga Champions
  • Bikin gol dan assist penting
  • Juara treble (Bundesliga, DFB Pokal, Liga Champions)

Gak banyak pemain yang bisa bilang pernah main, cetak gol, dan juara UCL dalam satu musim singkat. Perišić? Bisa.


Tottenham: Singgah di Premier League

Tahun 2022, Perišić reuni sama Antonio Conte, kali ini di Tottenham Hotspur. Dia jadi bagian penting dari skuad Spurs, apalagi karena dia bisa main di wing-back kiri, posisi favorit Conte.

Meski performa tim naik-turun, Perišić tetap:

  • Konsisten bantu build-up
  • Akurat crossing-nya
  • Sering jadi outlet serangan

Tapi cedera ACL di tahun 2023 bikin dia harus absen panjang. Setelah pemulihan, dia balik ke Hajduk Split sebagai bentuk pulang kampung, tapi tetap tampil buat Kroasia saat dibutuhkan.


Timnas Kroasia: Legenda Hidup

Kalau kita bahas Perišić, gak lengkap tanpa ngomongin timnas Kroasia.

Dia:

  • Debut sejak 2011
  • Cetak gol di tiga turnamen besar (EURO & Piala Dunia)
  • Salah satu pemain dengan caps terbanyak
  • Pencetak gol terbanyak kedua dalam sejarah Kroasia (di bawah Davor Suker)

Puncaknya? Piala Dunia 2018:

  • Gol penyama kedudukan vs Inggris di semifinal
  • Bikin assist buat gol kemenangan
  • Bikin gol di final lawan Prancis

Meski Kroasia kalah, Perišić tampil luar biasa. Di 2022, dia juga bawa tim ke semifinal lagi. Gak banyak winger yang bisa konsisten di turnamen besar selama lebih dari satu dekade.


Gaya Main: Cerdas, Efisien, Dua Kaki Jalan

Ivan Perišić itu pemain yang pelatih suka banget karena:

  • Bisa crossing dari kanan dan kiri
  • Kuat duel fisik
  • Gak malas bertahan
  • Punya “big match mentality”

Lo tahu pemain yang gak perlu gaya, tapi efektif banget di laga besar? Itu Perišić.

Dia bukan pemain cepat yang dribble kayak Vinícius, tapi dia selalu tahu kapan potong ke dalam, kapan nahan bola, kapan crossing.


Karakter & Mentalitas

Dikenal sebagai:

  • Profesional ekstrem
  • Fokus ke latihan
  • Gak pernah cari konflik
  • Pemimpin yang kalem tapi didengar

Dia juga pernah main futsal profesional waktu remaja. Makanya kontrol bola dan first touch-nya rapi banget. Keliatan banget waktu dia dapet bola di ruang sempit, langsung dieksekusi tanpa panik.


Statistik Singkat

  • 250+ laga untuk Inter Milan
  • 50+ gol buat Kroasia
  • Main di 4 Piala Dunia dan 4 Euro
  • Juara Liga Champions, Bundesliga, Serie A
  • Crossing akurat, assist stabil, bisa bikin gol clutch

Legacy: Pemain Besar yang Gak Pernah Ribut

Perišić gak pernah menang Ballon d’Or, gak viral tiap minggu, tapi dia:

  • Juara di tiga liga top Eropa
  • Konsisten 10+ tahun di timnas
  • Jadi pemain yang selalu main di fase penting

Lo gak akan nemu banyak pemain yang bisa main buat tim besar di tiga liga top, dan masih tetap relevan di umur 34. Dan dia bikin semua itu tanpa banyak omong.


Penutup: Ivan Perišić Adalah Bukti Kalau Konsistensi Kalahin Hype

Di dunia bola yang sekarang sibuk cari viral, Perišić kasih pelajaran: pemain yang bisa kerja keras, ngerti sistem, dan tahu peran, bisa lebih berharga dari pemain penuh gaya.

Dia bisa dibilang underrated, tapi pelatih top, pemain top, dan fans sejati tahu:
Ivan Perišić adalah definisi pemain komplet. Sayap pekerja yang selalu hadir saat dibutuhkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *